Rabu, 24 Februari 2010

Talk Show Proses Kreatif - Kompas Gramedia Fair, 27 Februari 2010, Istora Senayan, bersama Winny Gunarti dan Elie Mulyadi.


Apa yang dimaksud dengan Proses Kreatif?

Acara Talk Show bersama Dua Penulis Kreatif, Winny Gunarti dan Elie Mulyadi, di Senayan, 27 Februari 2010, dalam Kompas Gramedia Fair, dipandu moderator Ronal Extravaganza.

Proses kreatif adalah sebuah proses berpikir untuk menciptakan atau mengkreasikan sesuatu dengan kemampuan inderawi yang kita miliki, apakah itu sesuatu yang sifatnya “real” (nyata) atau “unreal” (tidak nyata), yang di dalamnya kita dapat memainkan fantasi atau imajinasi secara bebas dan berani, tanpa perlu dibatasi oleh kekhawatiran-kekhawatiran yang sifatnya subyektif.

Tahapan apa saja yang terdapat dalam Proses Kreatif?

Tahap 1. Jenis tulisan apa yang ingin kita buat?
Apakah tulisan itu sifatnya “Nyata” yaitu non fiksi, atau “tidak nyata yaitu fiksi, atau gabungan dari keduanya, alias faksi.

Tahap 2. Siapa target utama pembaca kita?
Apakah anak-anak, remaja, atau orang dewasa? Apakah pekerja kantoran, ibu rumah tangga, atau mahasiswa?

Tahap 3. Tema apa yang ingin kita angkat?
Apakah tentang drama kehidupan, kisah percintaan, horror, misteri, cerita anak-anak, kerajinan, atau apa saja. Apa pun yang ada di sekitar kita bisa dijadikan sebuah tulisan.

Tahap 4. Menerapkan tiga unsur kepekaan inderawi, yiatu:

- Kepekaan Untuk Mendengar
yaitu mendengar segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita, dan mampu mengambil tema tulisan dari apa yang kita dengar.

- Kepekaan Untuk Melihat
yaitu melihat segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita, dan mampu mengambil tema dari apa yang kita lihat.

- Kepekaan Untuk Merasakan
yaitu ikut merasakan atau berempati terhadap kegembiraan maupun kesedihan orang lain yang sedang mengalami peristiwa,

Tahap 5. Mulailah menulis dengan panduan 5 W 1 H :

W 1 yaitu WHAT – Apa?
Apa yang kita dengar? Apa yang kita lihat? Apa yang kita rasakan? Ada apa hari ini? Apakah ada sesuatu yang membuat kita sedih, marah, kecewa, atau ada peristiwa yang unik?

W 2 yaitu WHEN – Kapan?
Kapan terjadinya? Kemarin, malam ini, jam segini. Dalam penulisan buku sejarah, detail waktu ini menjadi penting.

W 3 yaitu WHERE – Di mana?
Di mana kejadiannya? Di rumah, di sekolah, di kantor, di jalanan, di sebuah tempat yang sepi a tau di mana saja, jelaskan lokasi tempat kejadiannya.

W 4 yaitu WHY – Mengapa?
Mengapa sampai terjadi peristiwa ini? Apa penyebabnya? Apakah ada orang lain yang menyebabkannya? Cari tahu.

W 5 yaitu WHO – Siapa?
Siapa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini? Apakah diri sendiri, atau orang lain? Berapa jumlah orangnya? Siapa saja? Profilnya seperti apa? Apakah perempuan, lelaki, anak-anak? Banyak yang bisa digali dari sini, termasuk penampilan orang tersebut.

H yaitu HOW – Bagaimana?
Bagaimana proses terjadinya peristiwa yang ingin diceritakan? Di sinilah alur cerita mulai memainkan peranannya. Kita bisa mulai menuliskannya dari awal kejadian, atau menuliskannya secara “flashback” ke belakang, menciptakan sebuah misteri yang membuat pembaca ingin tahu kelanjutan ceritanya, sampai akhirnya tiba pada klimaks cerita.

Makna Pandangan atau Tatapan (The Gaze) dalam Budaya Visual

Pernah dilihatin orang nggak?  Terus kita suka bilang, "Apaan lu lihat-lihat?" Gitu, kan? Jangan keliru berucap. Yakin dia se...