Senin, 27 Juli 2015

Membangun Imajinasi Lewat Mendongeng

Menulis cerita sudah biasa, tetapi mendongengkan cerita diperlukan tekniknya. Penulis menikmati asyiknya belajar mendongeng di Wiwin Dongeng Management. Kontak mata, bahasa tubuh, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berimprovisasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mendongeng. Mendongeng harus mampu membangun imajinasi pendengarnya.

Mendongeng harus kreatif memvisualisasikan kata-kata. Setiap kalimat yang meluncur saat mendongeng menjadi elemen-elemen visual yang membentuk persepsi pendengarnya. Salah satu persiapan mendongeng adalah menjiwai konten cerita yang akan didongengkan. Kita perlu mempersiapkan pembukaan dongeng yang memikat, membangun rasa ingin tahu pendengar hingga menggiring pada klimaks. Di antara momen mendongeng, sesekali diperlukan interaksi dengan pendengar, seperti melontarkan pertanyaan, lelucon, atau menciptakan dialog dengan penonton, sehingga suasana lebih komunikatif dan hidup. Kalau perlu, pendongeng bisa mengajak penonton atau pendengarnya ikut bergerak dan menari, jika kebetulan ada irama musik yang sedang diperdengarkan.

Oleh karena itu, pendongeng juga kerap dituntut untuk mempersiapkan kostum dan perangkat dongeng lainnya, seperti boneka atau benda-benda penunjang yang diperlukan. Di sinilah diperlukan kreativitas dan improvisasi dari pendongeng. Pertahankan terus kontak mata dengan penonton, dan perhitungkan waktu di dalam alur mendongeng. Dongeng yang terlalu lama juga kadang menimbulkan kejenuhan. Setelah itu, sebelum menutup dongeng, jangan lupa menyelipkan pesan moral yang menggugah hati dan pikiran bagi penonton dan pendengar. Selamat mendongeng.

Makna Pandangan atau Tatapan (The Gaze) dalam Budaya Visual

Pernah dilihatin orang nggak?  Terus kita suka bilang, "Apaan lu lihat-lihat?" Gitu, kan? Jangan keliru berucap. Yakin dia se...