Selasa, 12 Januari 2016

Mendesain Karakter Animasi a la Tony White

Karakter tokoh dalam film animasi sama halnya dengan karakter pada film 'live', yaitu perlu memiliki kekuatan visual agar mampu mendukung narasi. Di dalam film animasi, kita bisa menghadirkan tokoh 'manusia kartun' dengan mempertimbangkan dimensi-dimensi 'manusia hidup' yang mampu membangun imajinasi penonton. Akan tetapi, mendesain karakter manusia secara visual melalui animasi memungkinkan bentuk kreativitas yang lebih bebas. Kekuatan visual dimensi manusia pada karakter animasi berarti memvisualisasikan tokohnya secara fisik, khususnya melalui penampilan fasial dan postural. Penampilan fasial menunjuk pada karakter wajah dan ekspresi. Sedangkan penampilan postural menunjuk pada karakter tubuh dan gerakan-gerakan yang menjadi ciri khasnya. 

Pakar animasi Tony White (2009) dalam bukunya yang berjudul How To Make Animated Films, Tony White's Complete Masterclass on The Traditional Principles of Animation, merumuskan empat hal penting dalam mendesain karakter animasi, yaitu:


Sumber Gambar: https://www.amazon.com/How-Make-Animated-Films-Masterclass/dp/0240810333

1. Personality
Personality atau personalitas karakter tokoh perlu ditetapkan. Personalitas berarti menentukan jenis kepribadian seperti apa yang ingin ditampilkan sebagai ciri karakter tokoh. Penetapan ini akan memengaruhi gaya ilustrasi dan gaya pilihan warna dalam pembuatannya. Penetapan personalitas umumnya mengacu pada karakter protagonis (karakter yang baik) dan karakter antagonis (karakter yang kurang baik)


2. Style
Style  atau gaya ilustrasi terkait dengan penetapan personalitas. Gaya yang ditampilkan berperan penting untuk memberi kesan awal apakah tokoh memiliki karakter yang lembut, halus, agresif, keras, kaku, atau tegas. Gaya garis ilustrasi merupakan elemen dasar desain yang menunjang penampilan. Kesan visual penonton cenderung berbeda ketika melihat karakter tokoh yang lebih banyak menggunakan garis lengkung, dan karakter tokoh yang didominasi garis lurus. Penggunaan garis lengkung cenderung mengesankan karakter yang lembut dan ramah. sebaliknya dominasi garis lengkung dan tebal cenderung memberi kesan kaku dan keras. Demikian pula untuk pilihan gaya warna yang menjadi ciri khas karakter tokoh.

3. Attitude
Attitude atau sikap tubuh karakter didesain untuk memvisualisasikan sifat-sifat tokoh melalui fisik. Sikap tubuh secara ilustratif mampu membangun kesan tentang sosok yang pemalu, kikuk, penakut, pemarah, dan sebagainya. Setiap sikap tubuh juga dapat didesain melalui gaya ilustrasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Proportion
Proportion atau proporsi fisik tokoh dapat mencerminkan karakter tertentu. Visualisasi tokoh dapat didesain dalam proporsi pendek, tidak proporsional, atau proporsional. Artinya, tokoh dapat saja didesain dengan bentuk kepala yang lebih besar dari badannya atau sebaliknya. Tokoh dapat didesain dengan bentuk wajah yang lebar atau kecil, dengan proporsi anggota badan seperti tangan dan kaki yang juga kecil, atau hanya menampilkan telapak tangan saja. Itu sebabnya, karakter tokoh animasi dapat didesain secara kreatif dengan proporsi yang lebih 'bebas'. Imajinasi pun dapat terbangun sesuai dengan karakter tokoh yang diciptakan.



Makna Pandangan atau Tatapan (The Gaze) dalam Budaya Visual

Pernah dilihatin orang nggak?  Terus kita suka bilang, "Apaan lu lihat-lihat?" Gitu, kan? Jangan keliru berucap. Yakin dia se...