Liburan lebaran sebentar lagi. Ada satu hal yang paling
ditunggu anak-anak kali ini. Mereka pasti sudah tak sabar ingin segera menonton
film Finding Dory. Film animasi tiga
dimensi yang diproduksi Pixar Animation
Studios ini memang layak ditonton. Film ini mengangkat tema penuh makna tentang pentingnya
sebuah keluarga. Bagi masyarakat Indonesia, Idul Fitri identik dengan momen
kunjungan antarkeluarga untuk saling bermaafan. Kehadiran film Finding Dory bisa menjadi pilihan yang
tepat. Melalui film ini, anak-anak tidak hanya dapat lebih memahami tradisi pertemuan keluarga, tetapi juga dapat belajar
tentang kasih sayang.
Sebagai sekuel dari Finding
Nemo, Finding Dory yang kembali disutradarai Andrew Stanton juga masih
menampilkan Nemo (disuarakan Hayden Rolence), Marlin (ayah Nemo, disuarakan Albert Brooks),
dan tentu saja Dory (disuarakan Ellen DeGeneres). Mereka bertiga melakukan
perjalanan panjang dalam upaya membantu Dory untuk menemukan keluarganya di
California, yang sayangnya Dory sendiri lupa tepatnya berada di mana. Maklum
saja, Dory memang ikan pelupa, dan ia sempat terpisah dari sahabat-sahabatnya itu
karena –sama seperti kasus Nemo—ia yang ditangkap oleh manusia. Hanya saja, manusia yang menangkapnya kini adalah para penyelamat biota laut.
Dialog-dialog jenaka, kadang mengharukan, bukan sebatas
percakapan biasa, tetapi membawa pesan
yang mudah dicerna. Ditambah lagi sejumlah adegan kejar-kejaran yang kadang
menggelikan sekaligus tegang. Semuanya divisualisasikan dalam ruang bawah laut
yang kaya warna-warna kontras. Elemen-elemen
laut disajikan dengan detail-detail yang indah, lengkap dengan aneka jenis
makhluk laut yang tampilannya imajinatif.
Dalam konteks studi tentang ruang (proxemics), Finding Dory
berhasil menyampaikan pesannya melalui ilustrasi ruang visual bawah laut yang penuh
makna. Film ini juga mampu mempresentasikan objek dan waktu petualangan karakternya
yang menimbulkan rasa penasaran penonton. Dalam hal ini, ruang bawah laut
adalah wadah bagi Dory sebagai objek dan karakter visual utama, yang berenang dengan
pergerakan cepat melewati peristiwa demi peristiwa sebagai waktu perjalanan
penuh petualangan. Pertemuan Dory dengan Bailey, sang Paus putih, dengan Hank,
si Gurita, atau saat ia tertangkap untuk dikarantina dan dipindahkan ke wilayah lain, menciptakan adegan-adegan yang
tidak monoton. Mengulang sukses gaya bercerita di Finding Nemo, secara perlahan tetapi pasti, penonton di film ini digiring
untuk memahami makna pesan tentang pentingnya arti keluarga, nilai-nilai
persaudaraan, persahabatan, perjuangan, sifat tidak mudah menyerah, keyakinan
serta semangat. Rasa dan hasrat Dory sebagai ikan adalah metafora dari perasaan
dan hasrat pada manusia secara realitas dan apa adanya, sehingga mendorong anak-anak untuk ikut merasakan, dan
yang terpenting adalah memahami makna pesannya.