Jalan-jalan ke taman bermain, jangan lupa naik Carousel. Daya tarik permainan ini memang luar biasa. Hebatnya Carousel, dari abad ke abad, hingga kini
masih tetap dicintai oleh segala usia.
Carousel atau korsel atau
komidi putar, atau dalam bahasa Inggris disebut Merry Go Round adalah jenis permainan yang umumnya ada di taman
wisata atau taman hiburan anak-anak. Umumnya model Carousel berbentuk kuda-kudaan yang bisa bergerak naik-turun saat
berputar, lengkap dengan iringan musik yang gembira. Akan tetapi, seiring berjalannya
waktu, sekarang ada banyak model Carousel
yang ditawarkan.
Ada Carousel yang menampilkan bentuk
binatang lain seperti harimau, kereta-keretaan, atau mobil-mobilan. Ada yang
menampilkan model Carousel megah, lengkap
dengan tampilan visual menarik dipenuhi cahaya lampu serta warna. Ada juga
model Carousel sederhana, tanpa kuda-kudaan, bahkan tanpa gerakan naik-turun
dari objek yang dinaikinya.
Apa sesungguhnya yang membuat orang begitu tertarik untuk menaiki Carousel ? Apakah karena model Carousel-nya yang menarik, atau karena ingin
merasakan sensasi berputar-putar di atas platform datar melingkar berukuran
besar? Yang jelas, tawaran “keasyikan” naik Carousel
semuanya sama, yaitu mengajak peminatnya berputar-putar dalam kecepatan sedang,
bahkan ada yang semakin cepat, selama beberapa waktu. Lalu setelah selesai
menaikinya, biasanya orang tertawa puas gembira, sambil berjalan sedikit
terhuyung karena efek putaran tersebut.
Mengintip sekilas sejarahnya, permainan Carousel merupakan permainan bola tanah
yang dimainkan oleh para penunggang kuda
Arab dan Turki secara serius dalam gerakan saling melempar dan berputar-putar
pada Abad ke-12. Sejumlah tentara Salib
Italia yang melihat permainan tersebut kemudian menyebutnya sebagai perang
kecil atau “Carosello”. Permainan ini lalu diadopsi lagi oleh Perancis sebagai pertunjukan
kompetisi berkuda, dan disebut “Carousel”. Demam permainan Carousel atau komidi putar pun mulai melanda Eropa dan mencapai
masa keemasannya di tahun 1800-an (Sumber: International Museum of Carousel
Art).
Carousel di Taman Wisata Benteng Van Der
Wijck, Gombong.
Sumber Foto: Dendi Pratama
|
Keinginan bawah sadar manusia untuk merasakan
sensasi berputar-putar itu sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh alam
semesta. Ini disebabkan seluruh benda di alam semesta memang melakukan gerakan
berputar untuk mencapai keseimbangan. Bulan bergerak berputar pada porosnya.
Sambil bergerak, bulan juga berevolusi, berputar
mengelilingi bumi. Lalu bersama bumi, bulan pun bergerak berputar mengelilingi
matahari. Bumi tempat kita berpijak pun melakukan rotasi, bergerak pada
porosnya, menimbulkan pergantian siang dan malam. Lalu sambil berotasi, bumi bersama
planet-planet lainnya juga bergerak mengelilingi matahari, menimbulkan
pergantian musim-musim. Semua benda langit berputar mengelilingi pusat Galaksi
Bimasakti. Bahkan temuan sejumlah lubang hitam (black hole) dari yang kecil sampai yang superbesar di tahun 2015 juga menunjukkan kekuatan gaya gravitasi yang
mampu menyedot apa pun dengan gerakan berputar.
Dengan kata lain, keinginan untuk berputar seolah
telah menjadi kodrat manusia sebagai bagian dari alam semesta, yaitu untuk
tetap menjaga keseimbangan dirinya, terutama keseimbangan jiwa dan pikiran. Bisa jadi karena
adanya kebutuhan dasar makhluk hidup untuk menemukan “keseimbangan” yang
dirindukan seperti saat manusia sedang bertawaf mengelilingi Ka’bah. Ekspresi untuk menyikapi kehidupan
manusia yang diibaratkan roda berputar ini juga seperti kata lirik lagu lama
Benny Soebardja (“Apatis”, 1978):
Roda-roda terus berputar, tanda
masih ada hidup, karna dunia belum henti, berputar melingkar searah....
Jadi wajar saja kalau kita selalu rindu ingin naik Carousel. Yang pasti, rahasia asyiknya berputar
hanya bisa dirasakan diri sendiri. Yuk, naik Carousel!