Kamis, 14 Juli 2016

Jason Bourne (Movie): Matt Damon dan Karakter Bourne yang Bikin Kangen

Kemunculan film Jason Bourne di akhir Juli 2016, segera jadi incaran para penggemarnya yang sudah kangen berat dengan Bourne. Bukan hanya karena daya tarik karakter mantan agen rahasia CIA Jason Bourne yang memikat, dan tidak pernah membosankan. Akan tetapi lantaran seri film “Bourne” ini memang selalu asyik ditonton karena sajiannya yang penuh aksi, misteri, dan ketegangan.

Sama seperti pada seri yang diperankan sebelumnya, yaitu The Bourne Identity (Tahun 2002), The Bourne Supremacy (Tahun 2004), dan The Bourne Ultimatum (Tahun 2007), aksi Matt Damon juga mampu memacu detak jantung dari awal hingga akhir film. Kekuatan skenario dari film-film Bourne adalah membangun rangkaian misteri yang kompleks dan berbelit tentang oknum-oknum di dalam organisasi CIA yang tidak berhenti memburu Jason Bourne. Di film itu, digambarkan ingatan Bourne tentang identitas dirinya sudah pulih, akan tetapi Nicky Parsons (lawan main lamanya yang diperankan Julia Stiles) kembali mengingatkan, “Remembering everything it doesn’t mean you know everything”. Dengan kata lain, kita mungkin tahu segalanya, akan tetapi belum tentu tahu betul segalanya.


Ungkapan ini pun menjadi sarat makna karena sepanjang menonton filmnya, penonton memang diajak untuk terus menelusuri sepak terjang perjalanan kehidupan mantan agen rahasia CIA David Webb alias Jason Bourne. Bourne dikisahkan terus berusaha untuk mengungkap kebenaran tersembunyi dari masa lalunya yang pernah terurai laksana puzzle, sehingga ia harus menyatukan kepingannya satu demi satu. Skenario yang ditulis oleh Paul Greengrass (merangkap sutradara), Matt Damon, Christopher Rouse, tetap mampu mengacak-acak imajinasi dan daya pikir penonton hingga penghujung film, lengkap dengan adegan kejar-kejaran, perkelahian, sedikit bumbu romansa, dan pergantian setting super cepat, yang membuat bola mata dipaksa untuk ikut berlari-lari mengikuti pergerakan adegan. Lalu di akhir kisah, seperti yang sudah-sudah, ujung-ujungnya film ini pun tetap masih menyisakan ruang terbuka untuk sekuel judul berikutnya.

Matt Damon dengan kekuatan karakter Jason Bourne seolah telah menyatu di dalam dirinya, sehingga jika terpaksa kita harus menonton film lain yang diperankan oleh Matt Damon, terkadang persepsi visual kita tentang dirinya tetap terpusat pada karakter Bourne.  Narasi karakter Bourne yang aslinya ditulis oleh novelis Robert Ludlum berhasil direpresentasikan melalui raut dan ekspresi wajah, sorot dan pandangan mata, bentuk fisik, sikap tubuh, hingga tindak laku yang dimainkan Matt Damon. Bourne dalam persepsi penontonnya adalah karakter yang tangguh, berani, kuat, cerdas, cermat,  sekaligus perkasa, namun jauh di lubuk hatinya yang dalam, ia memiliki sisi yang lembut, penuh kasih, setia, dan seorang pelindung. Ekrepsi wajah dinginnya yang kerap hadir hanyalah  akibat dari perjalanan kehidupannya yang keras. Kehidupan yang pasti mampu mengubah siapa pun, terlebih bila sudah menyangkut urusan hidup dan mati. 

Selain menghadirkan karakter lama dari Julia Stiles, selebihnya film ini memunculkan karakter baru, termasuk menampilkan aktor senior Tommy Lee Jones. Karakter Bourne adalah karakter yang mewakili sisi gelap dan sisi terang manusia. Karakter yang memahami kehidupan realitas manusia apa adanya. Karakter yang bikin kangen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makna Pandangan atau Tatapan (The Gaze) dalam Budaya Visual

Pernah dilihatin orang nggak?  Terus kita suka bilang, "Apaan lu lihat-lihat?" Gitu, kan? Jangan keliru berucap. Yakin dia se...